fbpx

Kontrasepsi ; Narasi Perjuangan Gerakan Perubahan

” Selamat Hari Kontrasepsi Sedunia 26 September 2022, hari dimana kita mengingat kembali esensi dari keberadaan kontrasepsi dan semangat perjuangan yang mengalir dalam rangkaian sejarah kemunculannya. Sebagai insan Penggiat Keluarga Berencana kita memiliki tanggung jawab moral untuk mengembalikan nilai inklusif yang terkandung didalamnya terutama bagi para penerus cita-cita”

Sekelumit sejarah tentang alat kontrasepsi (ALKON) seperti dilansir time.com, ALKON sudah dikenal sejak tahun 1550 sebelum masehi dalam sebuah naskah Mesir yang disebut sebagai Eber Papyrus, dengan catatan kisah tentang arahan bagi wanita untuk mencampur akasia dengan madu dan mengoleskannya ke atas wol untuk digunakan sebagai pencegah kehamilan.

Kemudian pada tahun 1700-an, Casanova bereksperimen membuat kondom dari kandung kemih domba untuk menutup serviks, hingga tahun 1839, Charles Goodyear telah menerapkan teknologi vulkanisir untuk membuat kondom karet, alat kontrasepsi dalam rahim, dan beberapa alat kontrasepsi lainnya. Hingga pada tahun 1880, dikembangkan lagi servical cap yang besar dan merupakan bentuk awal dari diafragma.

Dalam rangkaian sejarah diatas, Alat kontrasepsi diciptakan lebih kepada solusi alternatif guna mencegah kehamilan, namun kemudian barulah di tahun 1916, seorang Margareth Sanger menjadikan kontrasepsi sebagai alat perjuangan gerakan perubahan dimana beliau mengemukakan gagasan-gagasannya tentang pilihan perempuan untuk menentukan bagaimana dan kapan ia akan melahirkan anak-anaknya. Meskipun pada awalnya Margaret Sanger mendapat banyak pertentangan dan kecaman dengan memulai perjuangan tersebut melalui pembukaan klinik keluarga berencana Amerika pertama, kemudian ditutup setelah 10 hari. Pada akhirnya keyakinan atas perjuangan tersebut membuahkan hasil, belakangan ide kontrasepsi sebagai pemenuhan hak integritas ketubuhan perempuan mulai mendapat dukungan publik dan pengadilan serta berperan penting dalam membuka jalan kepada akses universal terhadap keluarga berencana.

Margaret Higgins Sanger, adalah pendiri Liga Keluarga Berencana Amerika yang akhirnya berganti nama dan lebih dikenal sebagai International Planned Parenthood Federation (IPPF) yang merupakan induk secara global dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).

Perkembangan teknologi kemudian secara terus menerus menjadi dukungan atas perjuangan Sanger melalui IPPF dengan dimulai dari meminta Gregory Pincus melakukan penelitian penggunaan hormon dalam kontrasepsi pada tahun 1951. Di tahun yang sama, seorang kimiawan di meksiko menciptakan pil progesteron. Kemudian percobaan penggunaan pil KB pertama pada manusia terhadap 50 perempuan dilakukan di Massachusetts oleh John Rock dan Pincus. Hingga pada bulan Mei 1960 (3 tahun setelah PKBI didirikan di Indonesia), FDA mengumumkan persetujuan penggunaan enovid sebagai pil KB dan setelah tahun 1980, pil KB dengan dosis rendah mulai mendominasi pasar.

Sekali lagi Kontrasepsi lahir bukan sekedar atas dasar sebagai alat pencegah kehamilan, Kontrasepsi lahir sebagai bentuk gugatan atas konsepsi konvensional masyarakat yang menempatkan pandangan manusia berkeluarga hanya sebagai cara meneruskan keturunan. Dilansir laman First Post, dalam sejarahnya Hari Kontrasepsi Sedunia untuk pertama kalinya diperingati pada tanggal 26 September 2007 yang diinisasikan oleh sepuluh organisasi keluarga berencana internasional.

Pencetusan hari ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tiap pasangan tentang pentingnya kontrasepsi dalam sebuah hubungan. Kontrasepsi memungkinkan mereka membuat keputusan yang tepat tentang sebuah keluarga. Sehingga, kehamilan yang tak diinginkan dan penyakit menular seksual dapat dihindarkan.

Kontrasepsi diartikan sebagai bentuk komitmen pasangan yang tidak serta merta berorientasi kepada “meneruskan keturunan” seperti dalam pengertian konsepsi masyarakat secara konvensional, tetapi lebih kepada perencanaan matang berkeluarga yang kemudian berkembang menjadi pengertian keluarga berencana. Jadi, dengan kata lain kontrasepsi menjadi bagian dari Keluarga Berencana (KB) itu sendiri.

Seorang Margaret Higgins Sanger, Founding Mother bagi IPPF secara global dan PKBI secara khususnya, menempatkan kontrasepsi sebagai simbol dari pengakuan atas hak integritas ketubuhan perempuan dimana perempuan dapat menggunakan alat kontrasepsi sebagai cara untuk membuat keputusan kapan dan bagaimana ia akan hamil dan melahirkan. Maka, sebagai penerus dari perjuangan tersebut di masa kekinian, interpretasi atau terjemahan bebas dari kontrasepsi adalah gugatan atas segala bentuk konsepsi tradisional yang menempatkan perempuan sebagai “alat produksi” dalam tujuan berkeluarga dan sebaliknya menjadikan kontrasepsi sebagai simbol perjuangan gerakan perubahan atas kesetaraan hak dalam kehidupan seksual dan kesehatan reproduksi secara inklusif, dimana tidak seorang pun manusia terdiskriminasi dan terstigma oleh karena jenis kelamin, Ras, maupun peran sosial lainnya. Tulisan ini dibuat untuk mengingatkan kembali kita bersama setiap insan penggiat Keluarga Berencana tentang rangkaian sejarah dan nilai yang mengikat didalamnya dan tentu saja juga merupakan alasan mendasar mengapa kita bergabung sebagai perkumpulan, berjejaring membangun kekuatan, dan berbagi pemikiran dalam rangka mengembangkan program. Gagasan atas Kontrasepsi bukan sekedar “alat produksi” atau malah dijadikan alat kendali terhadap rahim perempuan, tetapi kontrasepsi adalah simbol pengakuan atas pengalaman biologis perempuan ketika hamil dan melahirkan sehingga perempuan memiliki hak sepenuhnya atas proses itu. Bahkan di era kemajuan teknologi yang terus berkembang saat ini, perempuan seharusnya memiliki ruang pilihan yang semakin luas dalam memastikan bahwa kebutuhan seksual tidak membawa resiko dampak buruk bagi kepentingan kesehatan reproduksinya. Pada akhirnya, kontrasepsi menjadi narasi perjuangan gerakan perubahan mewujudkan masyarakat inklusi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

All Right Reserved @sembangin 2022

Alamat Sekretariat

Jl. Kaka Tua II Kampung Simpangan Desa Toapaya Selatan Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan Propinsi Kepulauan Riau