fbpx

Komunitas Kader PKBI KEPRI

Tanjungpinang, – Kurangnya pemahaman masyarakat terkait penyakit Tuberkulosis (TBC) Sensitif Obat (SO) atau TB SO membuat angka penyebarannya semakin meningkat tiap tahunnya.

 

Menurut laporan WHO, Indonesia berada dalam daftar 30 negara dengan beban tuberkulosis tertinggi di dunia dan menempati peringkat tertinggi ketiga di dunia terkait angka kejadian tuberkulosis. Menanggapi hal tersebut. Anggi Widodo selaku Koordinator program TB LSM PKBI Kepri menjelaskan, untuk mengatasi penyebaran penyakit TB SO saat ini, untuk di level nasional program TB dipegang oleh PR Konsorsium STPI-Penabulu, sedangkan di level Provinsi SSR PKBI Kepri dibawah SR Penabulu. Kamis (27/01)

 

Melalui program tersebut, PKBI Kepri berperan sebagai lembaga yang terjun langsung kemasyarakat dalam membantu menangani penyebaran TB SO melalui para kader PKBI Kepri. “Saat ini, total Kader PKBI Kepri cabang Tanjungpinang berjumlah 28 orang, dan sampai sekarang aktif dalam melakukan pencegahan melalui kegiatan investigasi kontak disetiap indeks kasus, memberikan edukasi melalui kegiatan penyuluhan dimasyarakat,” ujarnya.

 

Meskipun sudah melakukan upaya pencegahan dengan menggerakkan para kader. Namun, kurangnya keterbukaan masyarakat akan kondisi kesehatannya masih menjadi permasalahan dan tantangan yang sedang dihadapi PKBI Kepri saat ini. “Kalau bicara tentang tantangan ya, saat ini masih banyak masyarakat yang belum terbuka akan penyakitnya. Ditambah dengan kondisi pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan keluhan dan tanda-tanda penyakit TB SO dan Covid-19 hampir sama, sehingga masyarakat semakin takut untuk lebih terbuka,” pungkasnya.

 

Selain itu ia juga menerangkan, untuk mengatasi permasalah ditengah masyarakat, perlu adanya dukungan dari pemerintah setempat dan media lokal untuk terus membantu dalam memberikan edukasi terkait penyakit TB. Meski saat ini pemerintah daerah dan lembaga lainnya telah melakukan upaya semaksimal mungkin dalam memberikan informasi dan pelayanan yang terbaik. Namun, masih banyak masyarakat yang masih merasa bingung dan kurang terbuka.

 

“Menurut saya, meski upaya yang dilakukan saat ini sudah sangat baik. Namun perlu adanya kerjasama yang lebih maksimal antara pemerintah, lembaga dan media dalam memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat, agar masyarakat dapat lebih terbuka dan menerima kondisinya saat ini,” tutupnya.

 

Mensikapi hal tersebut, Mulai Tahun 2022 ini secara organisasi, PKBI Daerah Kepulauan Riau akan merencanakan serangkaian strategi memperkuat para Kader dan Staf Lapangan terkait Kapasitas Konseling Pertolongan Pertama Psikologis (psychological First Aid). Direktur Eksekutif Daerah PKBI KEPRI Bapak Ahmad   Syahroni mengatakan “Pertimbangan ini diambil atas dasar hasil assessment kelembagaan dan mensikapi situasi pandemi global yang memposisikan seluruh masyarakat dibelahan dunia manapun berada pada situasi krisis secara mental” . beliau menambahkan bahwa PKBI Daerah juga berencana untuk melakukan survey jajak pendapat terkait dampak situasi Covid-19 ini di kota Tanjung Pinang dan diharapkan dari hasil survey ini akan ditemukan sebuah formulasi khusus yang mampu meningkatkan kembali daya resiliensi masyarakat  dan menciptakan pemulihan secara partisipatif kedepan. 

 

“Selain memperkuat para relawan dilapangan terkait keterampilan konseling dasar, PKBI Daerah Kepulauan Riau juga sedang mempersiapkan penguatan keterampilan terkait kemampuan investigasi akses kontrasepsi, Skrining Tes HIV mandiri (selftest), dan skrining indikasi GBV, dan kita berharap banyak dukungan terhadap agenda ini di tahun 2022 sehingga kedepan kita dapat secara bersama-sama segera bangkit dan membangun pola-pola jaringan rujukan penanganan kasus terkait KB, GBV, HIV, TB dan lainnya” imbuh beliau.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

All Right Reserved @sembangin 2022

Alamat Sekretariat

Jl. Kaka Tua II Kampung Simpangan Desa Toapaya Selatan Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan Propinsi Kepulauan Riau